Source: http://amronbadriza.blogspot.com/2012/07/cara-menambah-kolom-di-footer-blog.html#ixzz2D9eWx8n3

Jumat, 23 November 2012

Teori Asal Usul, Evolusi, dan Sifat Kehidupan Ditarik Karena Terbukti Tidak Ilmiah

Senin, 24 November 2012 - Fisikawan telah lama bekerja, berpuluh tahun, untuk mencari teori segalanya, yang menyatukan mekanika kuantum dan relativitas. Tampaknya, mereka terlalu lamban. Kemarin baru ada berita yang mendaku kalau seorang ahli biologi telah mengeluarkan teori yang menggabungkan itu semua – dan menjawab masalah asal usul kehidupan sekaligus pembentukan Bulan. Lebih jauh lagi, tidak ada matematika di dalamnya!

Bila anda baca sekilas, teori ini masuk akal. Ia juga tidak menyanggah evolusi (karena evolusi itu hampir pasti) dan justru mengajukan alternatif dari seleksi alam. Begitu juga tentang panspermian, teori ini menyatakan kalau panspermia hanya mendorong masalah kembali bukannya memberikan solusi tentangasal usul kehidupan.
Teori yang dibahas ini datang dari pemikiran Erik Andrulis, seorang anggota fakultas CWRU yang telah menulis beberapa makalah sebelumnya yang standar untuk ilmu biokimia. Makalah barunya diterima dalam jurnal open access bernama Life, berarti anda dapat mengunduh langsung makalah 105 halaman ini. Tampaknya, jurnal ini di mitra bestarikan, yang justru mengejutkan; walaupun makalah ini dari judulnya mengesankan sebuah makalah teoritis murni, tidak ada ciri-ciri makalah sains yang ilmiah di dalamnya.
Ars Technica, PZ Myers, dan berbagai penulis sains segera merespon dengan negatif dengan berbagai alasan, yang intinya artikel ini tidak ilmiah. Banyak sekali kesalahan dasar pemahaman sains di dalamnya: mengenai hubungan hukum termodinamika dan evolusi, mengenai perbedaan teori dan hukum, mengenai prediksi dan cara pengujian, dan sebagainya. Dan ketika menyebutkan  misteri yang dihadapi sains, PZ Myers mengkritik bahwa ia semata menyatakannya dalam bahasa berbeda, bukannya memberikan solusi atas misteri tersebut, apalagi kemungkinan solusi tersebut dibenarkan atau disanggah secara ilmiah.
Teori ilmiah seharusnya dapat di uji, namun kata “uji” sendiri hanya muncul tiga kali dalam teks. Dalam kedua kasus, Andrulis hanya mendaku kalau teorinya teruji dalam bidang ilmu tertentu. Ia tidak menyebutkan apa yang harus diuji, bagaimana pengujiannya, atau bagaimana hasil pengujian menurut prediksi teorinya.
Kemunculan pertama:
Dari Materi Tampak menuju Air. Model elektrogyre menjelaskan, memposisikan, dan meramalkan fenomena fisika dasar dan memberikan kerangka asal usul dan evolusi Tata Surya di Galaksi Bima Sakti (Buser, 2000). Walaupun saya sengaja berfokus pada data yang diperoleh dari eksperimen dan pengamatan di Tata Surya, elektrogyre cukup fleksibel untuk diuji terhadap bukti mengenai bintang dan sistem planet manapun di alam semesta (Alibert et al, 2010).  Menyatukan elektrogyre utama, sekunder, dan tersier mengungkapkan bagaimana lepton dan foton saling berubah:
e2??[e?]+(?)?[e]+2(?)”
Selanjutnya disebutkan kalau teorinya memprediksi kalau elektrogyre, mencapai keadaan potensi energi tinggi tidak stabil secara termodinamis, seiring berkembangnya alam semesta, dan akhirnya akan runtuh. Keruntuhan ini memunculkan air. Selanjutnya beliau menjelaskan bagaimana keruntuhan ini terjadi, bukan berdasarkan realitas, tetapi berdasarkan model yang dibuatnya.
Jadi Andrulis menyatakan bahwa asal usul air adalah keruntuhan dari elektrogyre. Apa itu elektrogyre? Berikut gambarnya;
Gambar 1: Elektrogyre. (i) elektrogyre 1° (ii) elektrogyre 2° (iii) elektrogyre 3° (iv) elektron.
 Pada dasarnya gambar (i) adalah elektron yang mengelilingi atom Hidrogen yang ia simbolkan dengan bentuk ringkas (iv). Dengan menyatakan kalau air muncul akibat keruntuhan elektrogyre, berarti kita dapat membuat air dari elektrogyre yang runtuh. Bagaimana melakukannya? Tidak dijelaskan. Bagaimana kita dapat mengetahui sebuah elektron adalah elektrogyre sehingga kita dapat meruntuhkannya untuk menguji teorinya? Tidak dijelaskan. PZ Myers menyebutnya sebagai teori yang terlepas dari dunia nyata.
Kemunculan kedua:
Dari Protein ke DNA. Asam amino adalah balok bangunan dasar molekuler untuk polipeptida yang ada dalam semua bentuk kehidupan yang diketahui sains. Dengan ribogyre dan aminogyre, saya telah memberikan sistem yang konsisten secara empiris dan terbatas secara aksiomatis untuk memahami asal usul dan evolusi biomolekul ini. Aminogyre membuat beberapa prediksi besar dan dapat diuji mengenai spesifikasi sandi genetik dan bagaimana protein berperilaku, memanjang dan memendek, serta melipat dan melepas sebagai respon dari perubahan biometabolis dan fisik atau perubahan muatan informasi genetik DNA.”
Gambar 2: Ribogyre dan Aminogyre. e(i) ribogyre 1° (ii) ribogyre 2° (iii) ribogyre 3° (iv) ribon. f(i) aminogyre 1° (ii) aminogyre 2° (iii) aminogyre 3° (iv) aminon.
Masalahnya sama dengan yang pertama, bagaimana kita dapat membedakan secara empiris antara klasifikasi di atas, antara ribogyre 2° degan aminogyre 1° misalnya. Kemudian, disebutkan kalau DNA adalah hasil keruntuhan ribogyre, bagaimana menunjukkan hal ini di laboratorium?
Kemunculan ketiga:
“Saya telah merangkum dan mengungkapkan teori gabungan kehidupan yang aksiomatik, terujisecara empiris, konsisten secara empiris dan bersifat heuristik. Karena keluasan dan kedalaman tulisan ini, saya merangkum organisasi teoritisnya ke dalam dua cara. Pertama (Gambar 5) adalah skema kiri-ke-kanan yang menunjukkan umpan maju dan umpan balik antara, di antara, dan dalam gyrosistem. Kedua (Gambar 6) adalah skema dari dalam ke luar yang mengungkapkan persarangan gyre dan penyetelan siral. Kedua skema ini memberikan perspektif berbeda mengenai bagaimana kehidupan berasal, berevolusi, eksis, dan berfungsi.”
Dakuan pada bagian kesimpulan ini sama sekali tidak sesuai dengan isinya. Tidak ada indikasi “teruji secara empiris” yang didaku penulis pada bagian kesimpulannya. Lebih lanjut mari kita lihat Gambar 5 dan Gambar 6 (dijadikan gambar 3 dan 4 dalam tulisan ini) yang dimaksud Andrulis.
Gambar 3: Teorinya dalam bentuk skema umpan maju-umpan balik
Gambar 4: Teorinya dalam bentuk skema bersarang
Kembali, istilah-istilah yang ada dalam kedua gambarnya adalah istilah-istilah yang ia buat sendiri dan tidak ditunjukkan relevansinya dengan dunia nyata.
Pemeriksaan Lain
Mari kita cek satu dakuan secara acak dari makalah tersebut. Saya memilih dakuan mengenai karbohidrat:
Karbohidrat. Satu langkah kemosintetis dibutuhkan untuk asal usul sel hidup adalah produksi karbohidrat (Flores et al, 2000; Siebers dan Schonheit, 2005). Sementara benar kalau fotosintesismenghasilkan sebuah karbohidrat penting, glukosa, beberapa tampilan proses fotokimia ini belum disahkan secara teoritis (Kandler dan Gibbs, 1956; Fraser, Hashimoto, Cogdell, 2001). Dengan kendala struktur dari mayorgyre sekunder, dalam karbogyre sekunder (Gambar 2c (ii)), [C°] adalah satuan IEM girobasal dengan potensi berpolimerisasi. Catat kalau oksion adalah girolink dalam karbonexus (Gx), namun, faktanya, atom karbon yang mengorbit yaitu giromodul. Ingat kalau
[C°] = C°. C° C°. C° C° C°…
Sedemikian hingga [C°]1 adalah CH2O – formaldehida, aldehida paling mudah menguap, ada di mana-mana, dan paling sederhana yang menjadi komponen satuan polimer organik (Cleaves, 2008; Kalapos, 1999; Feng et al, 2008). [C°]2 adalah C2H4O2 (glikoaldehida, sebuah kimiawi prebiotik penting (Sutherland dan Weaver, 1994)); [C°]3 adalah C3H6O3 (triosa, misalnya gliseradehida, yang diajukan ikut serta dalam siralitas biomolekul (Toxvaert, 2005); juga model-model asam piruvat, sebuah senyawa reaktif hidrotermal (Hazen dan Deamer, 2007) dan sumber energi siklus asam sitrat dalam kondisi teroksigenisasi (Martin dan Guzman, 2009)); [C°]5 adalah C5H10O5(pentosa, misalnya ribosa, gula nukleotida (Lazcano, Dworkin, dan Miller, 2003; Bielski dan Tencer, 2007)); dan [C°]6 adalah C6H12O6 (heksosa, misalnya glukosa dan galaktosa, keduanya biomolekul penting (Fiechter, Fuhrmann, dan Kappeli, 1981; Fukusawa dan Nogi, 1989)). Karbogyre sekunder memodelkan dehidrasi dari setiap karboneksus sebagai tarikan dioksion:
C3O à [C°] + 2(o)
Hidrasi dimodelkan sebagai tolakan dioksion:
[C°]+2(o) à C3°
Pengurutan karboneksus – neologisme teoritis untuk karbohidrat – konsisten dengan gagasan kalau formaldehida dan glikoaldehida merupakan titik awal metabolisme karbohidrat (Benner et al, 2011). Lebih lanjut mengabsahkan posisi teoritis formaldehida, menekan (namun tidak menyeimbangkan) karbogyre primer dan sekunder, saya memperoleh
C2O+(o)à [C°] + 2(o)
Yang memberikan variabilitas representasional kuantum, sisi kiri dan kanan (o) memodelkan oksigire primer dan tersier, tepat sesuai dengan reaksi siklus karbon jangka panjang berikut:
CO2 + H2O ? CH2O + O2 (Berner, 2003)”
Penjelasan di atas dapat dipilah menjadi bagian: pernyataan masalah, penjelasan teori standar, penjelasan teori gyre, dan pencocokan. Pada bagian pernyataan masalah, disebutkan ada masalah teoritis tentang proses fotokimia fotosintesis. Hal ini salah, karena teori yang menjelaskan fotosintesis sudah sangat lengkap (ingat daur gelap – terang yang dipelajari pada pelajaran biologi kelas 3 SMA).
Pada bagian penjelasan teori standar, Andrulis menguraikan tentang rantai dari formaldehida menuju heksosa. Ada deskripsi yang dipaksakan disini, karena setiap molekul dalam rantai pembentukan dari formaldehida hingga heksosa dijelaskan fungsinya, padahal hal ini tidak perlu dilakukan, tampaknya ingin menunjukkan langkah-langkah kehidupan. Malangnya satu molekul terlupakan, yaitu [C°]4 adalah C4H8O4.  Tampaknya karena ia kesulitan menemukan referensi untuk daftar referensinya yang panjang tersebut dan memilih untuk tidak memasukkannya, ketimbang membuang  11 referensi lainnya.
Pada penjelasan teori gyre, tidak jelas hubungan antara masalah tarikan dan tolakan dioksion dengan asal usul glukosa yang ditujunya. Tapi kalimat selanjutnya langsung mendaku kalau gagasan ini konsisten dengan formaldehida dan glikoaldehida sebagai titik awal karbohidrat. Lebih lanjut hal ini tampaknya terlalu mudah dan dapat dinalarkan karena kedua molekul tersebut adalah yang paling sederhana dari yang lainnya.
Pencocokan adalah bagian yang umum ditemukan dalam berbagai teori cocologi. Tidak diberikan prediksi atau metode pengujian proposalnya.
Kelemahan lain
Kelemahan lain dari makalah ini antara lain:
  1. Penulis tunggal dan berasal dari latar belakang mikrobiologi, padahal teorinya mencakup fisika dan geologi, bukan hanya biokimia. Seharusnya ada juga penulis pendamping yang merupakan ahli fisika dan setidaknya satu ahli geologi.
  2. Tidak ada ucapan terima kasih pada pihak-pihak yang membantu. Pada makalah ilmiah umumnya, jika penulis hanya satu orang, maka setidaknya ada ucapan terima kasih pada pihak-pihak yang membantu dalam hal konsultasi ilmiah, dan hal ini lebih penting lagi mengingat kepakaran Andrulis bukan dalam fisika dan geologi, dan ia menulis sendiri artikel.
  3. Kalimat pertama telah salah yaitu mengatakan kalau teka-teki “bagaimana kehidupan mematuhi hukum kedua termodinamika namun menjadi kompleks secara evolusioner dan memiliki keteraturan intrinsik adalah misteri mendasar dalam fisika, kimia, dan biologi.” Beliau mengutip Schrodinger (1992: 184) untuk mendukung pernyataan ini. Mungkin Schrodinger menyatakan hal tersebut juga, tetapi Schrodinger adalah sejaman dengan Einstein dan sains telah banyak berkembang semenjak itu. Lebih jauh, asumsi ini berasal dari miskonsepsi yang seringkali dilontarkan oleh kreasionis dalam mengkritik evolusi dengan mengatakan evolusi menyalahi hukum termodinamika karena menjadi semakin teratur dalam hukum yang mewajibkan alam semesta semakin kacau seiring waktu.  Miskonsepsi muncul karena hukum kedua termodinamika hanya berlaku pada sistem tertutup, yang secara alami adalah alam semesta itu sendiri, sementara kehidupan muncul dalam Bumi yang bukan sistem tertutup. Berbagai radiasi datang dari luar angkasa dan mempengaruhi evolusi kehidupan di Bumi sehingga kehidupan di Bumi dikatakan sebagai sistem terbuka. Sayangnya, Andrulis menyatakan ini sebagai latar belakang teorinya: “Memecahkan masalah ini membutuhkan pengetahuan lintas disiplin dan kesadaran teori-teori konvensionl, khususnya yang berkaitan dengan asal usul dan evolusi kehidupan.” Karena pernyataan ini adalah latar belakang dari teorinya, maka teorinya berangkat dari asumsi yang sungguh salah.
  4. Bagian pertama menyanggah langsung tiga teori abiogenesis: panspermia, model Oparin-Heldane, dan dunia RNA. Kelemahan yang pertama adalah model ini tidak lengkap secara empiris, tidak konsisten, dan menghindari isu. Teori Andrulis juga jatuh dalam kelemahan ini. Model Oparin-Heldane dituduh  tidak mampu menjelaskan kondisi awal atmosfer Bumi dan setumpuk masalah lain. Kembali, teori Andrulis juga tidak memberikan solusi atas masalah ini. Dunia RNA dikritik tidak mampu menjelaskan bagaimana evolusi genetika. Model Andrulis didaku mampu memberikan penjelasan ini, namun sayangnya tidak memberikan metode untuk menguji kebenarannya.
  5. Dakuan tentang dunia RNA yang tidak sejalan dengan dogma pusat genetika tidak benar. Dogma pusat ini pun tidak dijelaskan dan diberi referensi hanya dinyatakan begitu saja. Dogma pusat, dengan asumsi yang dimaksud adalah dogma yang diajukan oleh Crick dan Watson, sangat sejalan dengan gagasan dunia RNA.
  6. Dakuan tentang kehidupan dominannya (98%) adalah CHNOPS (karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, fosfor, dan belerang) adalah salah. Dakuan ini termasuk sentral dalam teori Andrulis tapi hanya didukung oleh satu referensi oleh Irvine (1987). CHNOPS dipilih agar sesuai dengan modelnya : electrogyre, oxygyre, carbogyre, phosphogyre, ribogyre, dan aminogyre. Kenyataannya, unsur-unsur penyusun kehidupan ada 25 unsur. Enam terbesar adalah: oksigen (65.0%), karbon (18.5%), hidrogen (9.5%), Nitrogen (3.3%), kalsium (1.5%), dan Fosfor (1.0%) dan dapat disingkat CHNOPK. Hal ini sudah menyusun 98.8% kehidupan di Bumi. Belerang hanya menyusun 0.3% dan lebih sedikit dari kalium (0.4%) (Campbell, Reece, dan Simon, 2009). Bahkan seandainya urutan CHNOPS Andrulis benar, ia harus menjelaskan kenapa bukan 100% padahal teorinya menyebutkan demikian?
  7. Modelnya sangat mirip dengan sebuah dakuan tentang adanya energi spiral yang merupakan pseudosains.
  8. Bahasa yang digunakan terlalu emosional seperti penggunaan frasa “ingsutan paradigma” atau “teori yang revolusioner”
  9. Standar teori ilmiah menurut Sagan adalah “dakuan luar biasa membutuhkan bukti luar biasa”. Jelas teori gyre adalah sebuah dakuan sangat luar biasa (menyatakan diri sebagai teori segalanya). Namun tidak satupun bagian dari makalah memberikan prediksi yang teruji secara realistis. Teori superstring masih memiliki keunggulan, walaupun tidak memberikan prediksi, terhitung sangat jelas dan konsisten secara matematis.
  10. Makalah Andrulis penuh dengan jargon-jargon yang dibuat sendiri dan jika ada metode yang digunakan, maka metode yang digunakannya adalah metode pembuktian berdasarkan metafora (karena kembali merujuk pada jargon yang dibuatnya sendiri tanpa pijakan realitas). Sains tidak mengenal pembuktian berdasarkan metafora, karenanya makalah Andrulis jatuh dalam posisi pseudosains.
  11. Referensi nomor 13 diklaim sebagai referensi yang menyatakan kalau ia mendetail apa yang dibutuhkan untuk menyatukan teori bioilmiah. Tidak ada pernyataan demikian dalam referensi tersebut (lihat Eigen dan Winkler, 1992).
Gambar 5: Unsur penyusun kehidupan (Bennet dan Shostak, 2012: 163)
Dengan tidak sesuainya teori Andrulis dengan ciri-ciri teori yang ilmiah, sebagian besar ilmuan yang membacanya menjadi heran mengapai makalah ini bisa dapat dipublikasikan di jurnal mitra bestari dan diberitakan oleh kampus.
Bagaimana bisa makalah semacam ini muncul dalam jurnal mitra bestari? Jawabannya tidak jelas. Lifeadalah sebuah jurnal kecil yang menerbitkan satu edisi dengan sedikit malakah selama dua tahun usianya. Banyak makalah dalam jurnal ini terlihat sangat spekulatif, jadi makalah ini sesungguhnya tidak terlalu berbeda dengan yang lain. Namun begitu, makalah Andrulis lebih spekulatif lagi karena tidak ada hubungan yang jelas antara model yang diajukan dengan realitas, sesuatu yang sangat mendasar bagi sains. Sulit membayangkan mengapa para peninjau Life memutuskan kalau makalah ini harus lolos dari mitra bestari.
Makalah ini semestinya akan lenyap dari perhatian para ilmuan dunia jika bukan karena fakta kalau kantor pers Case Western memilih untuk mempublikasikannya dalam sebuah press release yang mengulang-ulang banyak dakuan berlebihan dari makalah ini.
Menurut wawancara Ars Technica dengan PIO (Press Information Officer – Petugas Informasi Pers) Universitas Case Western, “kami tidak mencoba menghindari membuat berita yang kami rasa dapat merusak citra lemaga, namun tidak selalu menjadi tanggung jawab PIO untuk mengatakan tidak pada sebuah makalah yang muncul dalam sebuah jurnal mitra bestari,” kata sang PIO. Dengan kata lain, press release dilakukan karena makalahnya muncul dalam sebuah jurnal mitra bestari. Selanjutnya kantor pers Case Western setelah wawancara ini tidak lagi dapat dihubungi.
Berita mengenai penerbitan makalah ini telah disalin dan diperluas oleh Sciencedaily dan PhysOrg, dua situs berita sains besar dunia, dan juga diterjemahkan oleh faktailmiah.com (ups). Hal ini tidak mesti menjadi masalah jika bukan karena fakta kalau, dalam sejumlah besar konteks, kedua situs ini diperlakukan sebagai sumber informasi ilmiah yang kredibel. Item yang diposting disana sering muncul dalam situs berita sosial, dan sejumlah orang terkejut ketika tahu kalau mayoritas isi situs tidak lebih dari salinan berita yang datang dari universitas yang merilisnya.
Dalam seminggu, Case Western Reserve telah membuang press release tersebut dari situsnya, walaupun tetap ada di agregator PR sains Eurekalert. Sebagai respon, ScienceDaily juga membuang versinya dari press release. Repostnya masih ada di PhysOrg, dan faktailmiah memberikan link ke tulisan ini untuk menyanggah apa yang telah diterjemahkannya. Beritanya tetap ditulis (hanya ditambah catatan di bagian bawah) ke link ini untuk menunjukkan proses sains yang melibatkan pemikiran kritis didalamnya. Berita sebelumnya tentang Teori ini dapat dilihat di sini: Teori Pertama tentang asal usul, evolusi, dan sifat kehidupan diajukan.
Artikel setelah Andrulis dalam jurnal yang sama yaitu David L Abel, Is Life Unique?, juga menderita kesalahan yang sama. Tampaknya jurnal Life tidak lagi dapat dipandang sebagai jurnal yang cukup kredibel menjadi acuan masyarakat ilmiah.
Referensi
Andrulis, E.D. 2012. Theory of the Origin, Evolution, and Nature of Life.  Life 2012, 2(1), 1-105
PZ Myers. 2012. The comparison to jabberwocky is inevitable. Pharyngula
Bennet, J. O., Shostak, I. 2012. Life in the Universe. 3rd Edition. Addison-Wesley
Campbell, Reese, Simon. 2009. Essential Biology. Addison-Wesley.
Referensi Andrulis yang dikutip
Alibert, Y.; Broeg, C.; Benz, W.; Wuchterl, G.; Grasset, O.; Sotin, C.; Eiroa, C.; Henning, T.; Herbst, T.; Kaltenegger, L.; et al. Origin and formation of planetary systems. Astrobiology 201010, 19-32.
Benner, S.A.; Kim, H.J.; Ricardo, A.; Illangkoon, H.I.; Kim, M.J.; Carrigan, M.A.; Frye, F.Synthesis of carbohydrates in mineral-guided prebiotic cycles. J. Am. Chem. Soc. 2011133,9457-9468.
Bielski, R.; Tencer, M. A possible path to the RNA world: Enantioselective and diastereoselective purification of ribose. Orig. Life Evol. Biosph. 200737, 167-175.
Buser, R. The formation and early evolution of the Milky Way galaxy. Science 2000287, 69-74.
Cleaves, H.J. The prebiotic geochemistry of formaldehyde. Precambrian Res. 2008164, 111-118.
Eigen, M.; Winkler, R. Steps Towards Life: A Perspective on Evolution; Oxford University Press: Oxford; New York, NY, USA, 1992; p. 173.
Feng, S.H.; Tian, G.; He, C.; Yuan, H.M.; Mu, Y.; Wang, Y.W.; Wang, L. Hydrothermal biochemistry: From formaldehyde to oligopeptides. J. Mater. Sci. 200843, 2418-2425.
Fiechter, A.; Fuhrmann, G.F.; Kappeli, O. Regulation of glucose metabolism in growing yeast cells. Adv. Microb. Physiol. 198122, 123-183.
Flores, C.L.; Rodriguez, C.; Petit, T.; Gancedo, C. Carbohydrate and energy-yielding metabolism in non-conventional yeasts. FEMS Microbiol. Rev. 200024, 507-529.
Fraser, N.J.; Hashimoto, H.; Cogdell, R.J. Carotenoids and bacterial photosynthesis: The story so far.Photosynth. Res. 200170, 249-256.
Fukasawa, T.; Nogi, Y. Molecular genetics of galactose metabolism in yeast. Biotechnology 198913, 1-18.
Hazen, R.M.; Deamer, D.W. Hydrothermal reactions of pyruvic acid: Synthesis, selection, and self-assembly of amphiphilic molecules. Orig. Life Evol. Biosph. 200737, 143-152.
Irvine, W.M. Chemistry between the stars. Planet. Rep. 19877, 6-9.
Kalapos, M.P. A possible evolutionary role of formaldehyde. Exp. Mol. Med. 199931, 1-4.
Kandler, O.; Gibbs, M. Asymmetric distribution of C in the glucose phosphates formed during photosynthesis. Plant Physiology 195631, 411-412.
Lazcano, A.; Dworkin, J.P.; Miller, S.L. The roads to and from the RNA world. J. Theor. Biol. 2003222, 127-134.
Martin, S.T.; Guzman, M.I. Prebiotic metabolism: Production by mineral photoelectrochemistry of alpha-ketocarboxylic acids in the reductive tricarboxylic acid cycle. Astrobiology 20099, 833-842.
Schrödinger, E. What is Life? The Physical Aspect of the Living Cell; With, Mind And Matter; & Autobiographical Sketches; Cambridge University Press: Cambridge; New York, NY, USA, 1992
Siebers, B.; Schonheit, P. Unusual pathways and enzymes of central carbohydrate metabolism in Archaea.Curr. Opin. Microbiol. 20058, 695-705.
Sutherland, J.D.; Weaver, G.W. Synthesis of bis(glycoaldehyde) phosphodiester and mixed glycoaldehyde-triose phosphodiesters. Tetrahedron Lett. 199435, 9109-9112.
Toxvaerd, S. Homochirality in bio-organic systems and glyceraldehyde in the formose reaction. J. Biol. Phys. 200531, 599-606.

0 komentar:

Posting Komentar